Senin, 28 November 2011

kenakalan remaja

topik : remaja


judul :kenakalan remaja


tujuan : agar remaja menyadari bahwa di zaman seperti ini harus pintar-pintar bergaul supaya tidak terperosok dalam kenakalan remaja yang semakin menjadi-jadi.


udah lama sepertinya saya tidak menulis seputar masalah remaja, belakangan ini saya lebih banyak menulis dengan tema pendidikan atau blog. Ya, mungkin itu karena saya sudah mulai belajar seperti biasa lagi. Tapi, kali ini saya akan membahas lagi soal masalah remaja. Tidak usah topik yang rumit, cukup membahas tentang kenakalan remaja.

Kenakalan remaja banyak dianggap sebagai hal yang biasa dan sudah seharusnya terjadi pada masa-masa remaja seseorang. Tapi, disisi lainnya banyak yang menganggap kalau kenakalan remaja adalah hal yang buruk dan cenderung negatif.
Kalau bagi saya pribadi, kenakalan remaja itu adalah hal yang sudah seharusnya terjadi. Justru, kalau ada remaja yang tidak 'nakal' maka dia bisa dianggap aneh dan malah bisa dikucilkan dari pergaulannya.

Sebelumnya, kenakalan yang saya maksud bukanlah kenakalan yang menimbulkan efek negatif yang luar biasa seperti tawuran, berjudi, seks bebas, minum minuman keras, balapan liar ataupun yang lainnya. Tapi, lebih kepada tindakan-tindakan khas remaja yang masih bisa ditoleransi.


Oke, berikutnya saya akan menulis alasan umum mengapa kenakalan remaja itu bisa dan HARUSnya terjadi.

1. Bagian dari gaya hidup (lifestyle). Kenakalan adalah satu bagian dari gaya hidup remaja, tanpa melakukan kenakalan ala remaja maka kami akan merasa kehilangan 1/4 jati diri kami. Tentunya sebelum melakukan kenakalan, resikonya sudah diketahui dan hal itulah yang membuatnya menjadi menarik.

2. Kenangan dan pengalaman. Pernahkah anda bertanya pada orangtua anda yang pernah merasakan masa-masa SMP dan SMA? Mereka pasti akan menceritakan pengalaman-pengalaman mereka, dan sudah bisa ditebak kalau ada beberapa cerita tentang kenakalan mereka yang akan diceritakan.

Jadi, kenakalan pada remaja seakan menjadi sebuah kenangan yang akan sulit dilupakan dan pengalaman yang berharga bagi mereka kelak.

3. Menguji adrenalin. Siapa bilang hanya olahraga ekstrim saja yang bisa mengunji adrenalin? Ternyata saat melakukan kenakalan, jantung kebanyakan remaja pun berdebar dan tingkat adrenalin mereka juga semakin meningkat dengan cepat. Karena, pada dasarnya sebelum remaja melakukan kenakalannya mereka sudah tau resikonya namun, saat melakukannya mereka akan lupa pada resiko tersebut.

4. Meningkatkan kreatifitas. Kenakalan remaja itu seperti ilmu pengetahuan dan Pancasila, diwariskan turun temurun secara tidak langsung dan fleksibel alias mengikuti perkembangan jaman. Jadi, secara tidak langsung saat remaja melakukan kenakalannya mereka mengasah dan mengingkatkan kreatifitas mereka.

Jadi, tidak salah kalau kenakalan remaja semakin unik dan bahkan menginspirasi banyak orang.

5. Mempererat pertemanan. Para remaja melakukan kenakalan biasanya tidak sendirian, paling tidak dengan teman baiknya atau dengan kelompoknya. Bisa disimpulkan kalau kenakalan mereka akan semakin mempererat hubungan diantara mereka. Bukankah itu juga berdampak positif pada perkembangan mental para remaja dengan merasa kalau mereka punya komunitasnya sendiri.

Kesimpulan dari semuanya, kenakalan remaja itu sudah biasa dan sudah SEHARUSnya terjadi. Dengan batasan-batasan yang tentunya harus diketahui remaja itu sendiri. Selama kenakalan itu masih bisa ditoleransi, tidak ada salahnya. Selama tidak merugikan orang lain juga.

Menulis Merupakan Proses Bernalar

Berpikir merupakan suatu proses bernalar dimana akan muncul gambaran-gambaran yang tersusun dalam suatu urutan yang saling berhubungan untuk mencapai suatu kesimpulan. Kegiatan berpikir inilah yang dinamakan kegiatan bernalar. Proses bernalar atau penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan. Kegiatan penalaran mungkin bersifat ilmiah atau tidak ilmiah. Dan dari hasil penalaran inilah kita dapat menuangkannya dalam sebuah karya tulis.

Menulis tidaklah sulit, akan tetapi untuk menghasilkan tulisan yang bagus kita harus berpikir untuk menghubungkan data-data atau fakta-fakta yang kita dapat dan membandingkannya serta mencari referensi dari sumber lain. Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan menjadi 2 yaitu penalaran deduktif dan penalaran induktif. Penalaran induktif adalah proses penalaran untuk menarik kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus, sedangkan penalaran deduktif dimulai dengan suatu premis yaitu pernyataan dasar untuk menarik kesimpulan.

Selain itu, menulis juga harus memperhatikan ketentuan-ketuan yang berlaku agar karangan tersebut tidak rancu seperti memperhatikan tanda baca (ejaan), kosa kata, penggunaan bahasa, EYD, dan sebagainya. Penggunaan bahasa di sini dapat diartikan sebagai penggunaan ragam bahasa, terbagi menjadi 2 (dua) yaitu ragam bahasa baku (resmi) dan ragam bahasa tidak baku (tidak resmi). Ragam bahasa baku dapat kita temukan dalam sebuah karya sastra, roman, dan novel. Sedangkan ragam bahasa tidak baku dapat kita temukan dalam sebuah buku bacaan anak-anak yang masih menggunakan bahasa sederhana (sehari-hari), novel remaja, dan sebagainya.

Seorang penulis tentu saja merupakan orang yang dapat bernalar secara baik, mengembangkan ide dalam bentuk karangan sehingga dapat menjadi sebuah tulisan yang dapat dinikmati para pembacanya. Oleh karena itu, kita harus bisa menghargai hasil tulisan orang lain karena untuk menghasilkannya dibutuhkan usaha yang tidak mudah. Oleh karena itu, kita harus menghargai hasil karya seseorang karena belum tentu kita mampu membuat yang lebih baik daripada yang dia buat.
Menulis merupakan suatu pengungkapan pikiran yang dituangkan ke dalam bentuk sebuah tulisan. Ide yang dituangkan oleh si penulis dapat berasal dari pengalaman dan pengetahuan atau pun imajinasi dari si penulis.

Menulis merupakan proses bernalar. Dimana pada saat kita ingin menulis sesuatu tulisan baik itu dalam bentuk karangan atau pun yang lainnya, maka kita harus mencari topiknya terlebih dahulu. Dan dalam mencari suatau topik tersebut kita harus berfikir, maka pada saat kita berfikir tanpa kita sadari kita sendiri telah melakukan proses penalaran. maka pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan sedikit mengenai menulis merupakan prosae bernalar.

Setiap hari kita selalu menggunakan otak kita untuk berfikir, bahkan setiap detik dan menit kita menggunakan otak kita untuk berfikir. Pada saat kita berpikir, maka dalam benak kita akan akan timbul bermacam-macam gambaran tentang sesuatu yang hadirnya tidak secara nyata. misalnya pada saat-saat kita melamun. Kegiatan berpikir yang lebih tinggi dilakukan secara sadar, tersusun dalam urutan yang saling berhubungan, dan bertujuan untuk sampai kepada suatu kesimpulan. Jenis kegiatan berpikir yang terakhir inilah yang disebut kegiatan bernalar.

Berdasarkan uraian di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa proses bernalar atau singkatnya penalaran merupakan proses berpikir yang sistematik untuk memperoleh kesimpulan berupa pengetahuan.